Anarkis Anak Sekolah, Siapa Yang Salah?
Saturday, 3 February 2018
Add Comment
Anarkis Anak Sekolah – Perilaku
anarkis telah menjadi momok bagi Negeri. Bukan hanya kasus orang dewasa
melakukan kekerasan, bahkan menyusup pada tindakan anak-anak. Kamis, 1 Februari
2018 kemarin kita telah digemparkan dengan kisah seorang Guru honorer. Guru
muda bernama Ahmad Budi Cahyono menghembuskan nafas terakhir dengan
mengenaskan. Dipukuli bagian kepala oleh salah satu Siswanya, karena menasehati
untuk memperhatikan pelajaran. Atraksi ini tidak hanya dilakukan di sekolah,
bahkan dicegat saat pulang dan kembali menganiaya. Terakhir, dilarikan ke rumah
RS. DR. Sutomo Surabaya. Sayangnya, ia tidak dapat diselamatkan. Diagnosa
Dokter, Ahmad Budi Cahyono mengalami kematian batang otak.
Anarkis Anak Sekolah Tragedi yang Mengenaskan
Bukan?
Anarkis Anak Sekolah – Perilaku
menyimpang anak bukan hanya bullying verbal maupun nonverbal saja. Anarkime pun
telah melanda. Faktor utama adanya pengaruh media yang di konsumsi anak sejak
kecil yakni tayangan tidak sesuai. Terutama budaya bermain game pada anak sudah
sangat menjamur. Probemnya, game yang digandrungi banyak konten penyerangan.
Contohnnya: Tembak-tembakan, perang-perangan, dan lain-lain. Hal ini tidaklah baik
bagi psikologis buah hati.
Anak akan menyimpan pengetahuan yang dilihat pada memori dan alam
bawah sadar. Suatu saat apa yang telah disimpan akan diimitasi dalam tindakan
nyata. Bahkan jika tidak diterapi dengan baik, akan mengganggu perkembangan
psikologisnya. Sehingga, dibawa hingga remaja menjadi perilaku menyimpang.
Faktor lainnya yang sangat mempengaruhi ialah, pola asuh otoriter.
Tumbuh kembang anak sangatlah penting tentunya. Namun bagaimana jika anak
dididik dengan kekerasan, selalu salah di mata orang tua, selalu diatur-atur dan
dibatasi? Tentu ini akan mengganggu psikologisnya. Anak merasa tertekan. Dua
kemungkinan yang terjadi. Pertama, anak menjadi pemberontak. Kedua, anak
menjadi penakut dan paranoid.
Kasus Anarkis
Anak Sekolah merupakan efek
pola asuh otoriter yang berdampak menjadikannya pemberontak. Atau kekerasan
yang dilakukannya karena sering melihat tindakan KDRT. Hal itu akan tersimpan
di dalam memori dan alam bawah sadar, sehingga muncul menjadi perilaku
maladaftif.
Sebaiknya anak diberikan pendidikan yang baik sejak kanak-kanak.
Perlunya pendampingan saat anak memilih permainan game, harus yang mendidik.
Selain itu, pola asuh demokrasi lebih dianjurkan. Mengasuh dengan memberikan
arahan, pendampingan, bukan tekanan.
DUKUNG SITUS INI YA PEMIRSA, SUPAYA KAMI SEMANGAT UPLOAD CONTENT DAN BERBAGI ILMU SERTA MANFAAT.
DONASI DAPAT MELALUI BERIKUT INI =
0177-01-042715-50-9
EKA APRILIA.... BRI...
0895367203860
EKA APRILIA, OVO
0 Response to "Anarkis Anak Sekolah, Siapa Yang Salah?"
Post a Comment