MENOLAK RADIKALISME, TAPI JANGAN JADI RADIKAL!!!
Saturday, 27 October 2018
2 Comments
Sebagai seorang yang berada dalam lingkup agamis, mengaku menjaga
kesatuan Indonesia, bahkan terkenal getol menolak radikalisme. Seharusnya,
dapat bersifat bijak dan arif. Apalagi suatu kelompok pasti memiliki nilai
pendidikan dan moralitas. Semestinya, ketika melihat suatu fenomena tertentu di
depan mata, tidak bersikap gegabah. Lakukan tabayun terlebih dahulu. Analisa
dengan kognitif dan intuisi. Tidak sekedar mengandalkan afektif, emosi, dan okol.
Seperti halnya berita baru-baru ini yang sedang panas, Banser
membakar bendera tauhid. Menjadi sebuah tindakan yang tidak proporsional.
Meski, niatnya bukan untuk menghanguskan lafadz suci tersebut. Beralasan, wujud
geramnya bendera HTI berkibar. Namun, itu tetaplah bukan sikap seseorang yang
mencerminkan akhlaq dan etika.
Semestinya, oknum Banser tersebut menyelidiki terlebih dahulu.
Apakah benar, bendera ormas terlarang yang sedang dipublis. Selain itu,
bersikap dewasa dengan memberikan teguran pada pihak yang membawa bendera.
Atau, terakhir menyerahkan bendera ke pihak hukum itu lebih bijaksana.
Ketimbang bertindak ekstrims.
Ingat! Anda menolak Radikalisme, tetapi jangan gantian Anda yang
menjadi Radikalisme!
DUKUNG SITUS INI YA PEMIRSA, SUPAYA KAMI SEMANGAT UPLOAD CONTENT DAN BERBAGI ILMU SERTA MANFAAT.
DONASI DAPAT MELALUI BERIKUT INI =
0177-01-042715-50-9
EKA APRILIA.... BRI...
0895367203860
EKA APRILIA, OVO
Memang suka begitu, dinilai bahwa kekerasan hanya bisa dikalahkan dengan kekerasan.
ReplyDeleteCara pandang seperti itu yang harus diperbaiki.
DeleteSeharunya, kekerasan diingatkan dengan akal, keilmuan dan akhlaq.