Memikul Besi dalam Menitik Secangkir Ilmu
Desir langkah …….
Di atas pasir-pasir berkerumun
Bagai berkecamuk bersama batu bara
Namun…..
Lintas keringat berkucuran menjadi saksi ketidak lelahan
Beberapa patung bernyawa berbondong-bondong seakan memikul besi
Besi panas di punggung tak menjadi beban untuk berhenti
Mereka tetap berlari……
Berjemur dengan sengat matahari
Air mata menetes dalam hati
Kobar jiwa menjadi sebab untuk terus menghentakkan kaki
Demi sesuap ilmu…..
Menghantam raga dalam tebing-tebing perjalanan
Ini menjadi pandangan hidup
Begitu waktu mengkelok-kelokkan setirnya
Kepada kondisi terlunglai tak berdaya
Namun kobarannya melebihi sebuah gajah mada
Dibandingkan kita…..
Kemudahan hanya di jadikan kesengsaraan akan ulah yang tak berdaya guna.
Setinggi langit dan bumi……..
Seluas surga dan dunia……
Mimpinya
Demi tercetak sebagai bintang penerus bangsa
Walau tetes hujan harus ia teguk terlebih dahulu
Seharusnya menjadi penglihatan kami
Para pemuda-pemudi……..
Untuk berani meneguk sebongkah batu
Demi tanah merah putih
Untuk tidak membanting kemudahan
Saat bangku dan papan tulis menjadi kekasih
Semestinya ini melebarkan kacamata
Bagi semua jazad hidup
Membuka dayung-dayung perasaan
Bagi peletak kepercayaan dan naungan
Tuhan…….
Maha pemutar jarum dunia
Jadikan senyuman manis dalam bibir mungil
Mereka-mereka yang menitik secangkir ilmu dengan penuh pengorbanan
Tulungagung, 9 September 2016
(Merupakan isi dari terbitan karya buku solo pertama Saya antologi puisi, berjudul "AKU ADALAH BUNGA KAKTUS"
Owner, Founder, CEO
= 085704703039
Customer Service
DUKUNG SITUS INI YA PEMIRSA, SUPAYA KAMI SEMANGAT UPLOAD CONTENT DAN BERBAGI ILMU SERTA MANFAAT.
DONASI DAPAT MELALUI BERIKUT INI =
0481723808
EKA APRILIA.... BCA
0895367203860
EKA APRILIA, OVO
0 Response to "Memikul Besi dalam Menitik Secangkir Ilmu"
Post a Comment